Urin termasuk hal yang dianggap jijik bagi siswa walau itu terkesan berlebihan. Penelitian di kelas XI IPA III semester 2 dilakukan
praktikum urin. Praktikum meliputi pengujian pH, bau, kandungan glukosa,
protein, sulfat, dan klor pada urin.
Secara
umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat (kuning
jernih), urin kental berwarna kuning pekat, dan urin baru / segar
berwarna kuning jernih. Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh. Berat jenis urin 1,002 – 1,035.
Secara
kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya adalah sampah nitrogen
(ureum, kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan
sayuran dan buah, badan keton
zat sisa metabolism lemak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K, Amonium,
sulfat, Ca dan Mg), hormone, zat toksin (obat, vitamin dan zat kimia
asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darah Kristal kapur dsb).
Gambar. Komposisi Urin Manusia
Urin
normal memiliki kisaran pH antara 5-7 sehingga bisa disebut sedikit
asam. Hal ini bergantung pada konsumsi. Urin lebih asam jika banyak
mengkonsumsi protein, sebaliknya bagi vegetarian urin akan bersifat
basa. Untuk mengukurnya bisa digunakan kertas indikator universal dan
mencocokkannya dengan warna standar pH.
Bau pada urin.
Jika
urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis
urin sebenarnya cukup steril dan hampir tidak berbau ketika keluar dari
tubuh. Hanya saja beberapa saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan
mengkontaminasi urin dan mengubah zat-zat d dalam urin dan
menghasilkan bau yang khas terutama bau amonia yang dihasilkan dari
urea. Inilah yang sering kita sebut bau pesing. hehe
Bau
urin dapat bervariasi karena kandungan asam organik yang mudah menguap.
Diantara bau yang berlainan dari normal seperti: bau oleh makanan yang
mengandung zat-zat atsiri seperti jengkol, petai, durian, asperse dll.
Bau obat-obatan seperti terpentin, menthol dsb, Bau amoniak biasanya
terjadi kalau urin dibiarkan tanpa pengawet atau karena reaksi oleh
bakteri yang mengubah ureum di dalam kantong kemih.Bau keton sering pada
penderita kencing manis, dan bau busuk sering terjadi pada penderita
keganasan (tumor) di saluran kemih.
Uji Kandungan glukosa.
Seharusnya
dalam urin tidak lagi ada glukosa. Jika ada maka inilah indikator
penderita diabetes melitus. Ada tidaknya glukosa dapat diuji dengan
menambahkan benedict pada urin. Kemudian memanaskannya.
Uji Kandungan protein.
Untuk
mengujinya urin ditambahkan dengan biuret dan mengamati perubahan
warnanya. Urin akan berwarna ungu jika mengandung protein.
Uji kandungan klorida.
Untuk
mengujinya urin diteteskan AgNO3. Urin yang semula berwarna kuning
berubah menjadi putih keruh. Pada dasar tabung reaksi juga terdapat
endapan tipis. Sehingga dapat dikatakan urin mengandung klorida dan
masih termasuk dalam jumlah normal. Persamaan reaksinya:
2NaCl + AgNO3 -> Na2NO3 + AgCl2
Uji kandungan sulfat.
Urin
ditambahkan denga HCl dan BaSO4. Sehingga terbentuk endapan putih yang
menunjukkan adanya belerang anorganik, persamaan reaksinya:
BaCl2 + SO4 2 -> BaSO4 + 2 Cl-