Sabtu, 31 Desember 2011

Uji Kompetensi IV Keanekaragaman Dan Klasifikasi Invertebrata (KKI)

Soal Uji Kompetensi IV
Keanekaragaman Dan Klasifikasi Invertebrata (KKI)

  1. Jelaskan perbedaan antara Crustacea, Myriaphoda, Insecta dan Arachnida!
  2. Jelaskan bagaimana mekanisme molting pada serangga!
  3. Gambar dan beri penjelasan tentang struktur eksoskeleton pada phylum Arthrophoda dan apa fungsi eksoskeleton jelaskan!
  4. Jelaskan secara singkat proses pertukaran gas pada insecta dan lengkapi dengan gambar!
  5. Jelaskan bagaimana sistem saraf dan sistem digesti pada class Insecta!
  6. Jelaskan apakah yang kamu ketahui tentang: a) Spineret, b) Telson, c) Urophoda, d) Calisera, e) Pedipalpus, dan f) Spirakel.
  7. Jelaskan bagaimana mekanisme sistem ambulakral pada echinodermata!
  8. Apakah fungsi dari : madreporit, pedicelaria dan ampula pada Echinodermata? Jelaskan!
  9. Jelaskan cara-cara dari Phylum Echinodermata dalam upaya untuk mempertahankan diri dari pemangsa!
  10. Jelaskan mengapa Cucumbers berbeda dengan Echinodermata yang lain? Jelaskan jawabanmu!

  • Jawaban dikirim via email ke suwarnoswami@yahoo.com maksimal hari senin tanggal 2 januari 2012 jam 12.00 Wib. 
  •  

Rabu, 13 Juli 2011

Lichens

Lichens
Lichens adalah asosiasi mutualistic jamur dan ganggang atau cyanobacterium dan kering terjadi sebagai tambalan atau pertumbuhan lebat di pohon-pohon, batu dan tanah gundul. Nama-nama yang diberikan kepada lichens ketat mengacu pada mitra jamur; ganggang memiliki nama terpisah. Lichens sangat sensitif terhadap sulfur dioksida polusi di udara.

Lichens secara luas digunakan sebagai indikator lingkungan atau bio-indikator. Jika udara sangat buruk tercemar dengan belerang dioksida mungkin tidak ada lichens hadir, ganggang hijau hanya dapat ditemukan. Jika udara bersih, semak, berbulu dan berdaun lichens menjadi berlimpah.



Lichens bervariasi dalam derajat mereka struktural organisasi. Pada satu ekstrem adalah beberapa sederhana, hampir kasual hyphae asosiasi antara jamur dan sel-sel fotosintetik, di mana ada sedikit modifikasi struktural.

Tubuh (thallus) dari sebagian besar lichens sangat berbeda dari orang-orang yang baik jamur atau ganggang yang tumbuh secara terpisah, dan mungkin mencolok menyerupai tanaman sederhana dalam bentuk dan pertumbuhan.

Lichens adalah poikilohydric, mampu bertahan hidup dari tingkat yang sangat rendah kadar air. Namun, rekonfigurasi ketuban mengikuti periode dehidrasi memerlukan beberapa menit setidaknya.

Lichens menjajah beberapa habitat yang paling ramah di dunia. Mereka dapat bertahan hidup di daerah yang sangat dingin seperti di pegunungan tinggi dan di daerah-daerah seperti arktik. Mereka mungkin hampir satu-satunya bentuk tanaman yang masih hidup di beberapa daerah ini dan dapat sangat penting sumber makanan bagi hewan. Mereka juga ditemukan di iklim yang kurang ekstrim, mendiami hampir semua permukaan padat. Hal ini dapat berkisar dari bebatuan di pantai laut, untuk dinding, pohon dan beton. Beberapa yang tidak terikat dan pukulan dengan bebas.

Banyak lichens bereproduksi secara aseksual, baik oleh reproduksi vegetatif atau melalui penyebaran diaspores ganggang dan jamur yang mengandung sel-sel. Soredia (tunggal soredium) adalah kelompok kecil sel-sel ganggang dikelilingi oleh jamur filamen yang terbentuk di struktur yang disebut soralia, dari mana soredia dapat disebarkan oleh angin.

Lichens bereproduksi dalam dua cara utama :

1.      Jamur ini menghasilkan reproduksi bagian struktur yang lebih menghasilkan spora. Jika tanah dan germinates spora, dan hasil yang tepat hypha menemukan jenis ganggang di lingkungan, yang hypha akan tumbuh melalui sel-sel ganggang dan lumut baru akan mulai berkembang.

2.      Oleh aseksual (vegetatif) teknik. Salah satu strategi aseksual adalah bahwa fragmentasi, yang hanya melibatkan sepotong lumut putus dan fragmen ini kemudian tumbuh menjadi lumut baru. Lichens juga memproduksi pada permukaan mereka mikroskopik, seperti partikel debu yang terdiri dari satu atau beberapa sel ganggang erat hyphae diselimuti oleh jamur. Ini dikenal sebagai soredia. Setiap soredium dapat menghasilkan tanaman baru. Lumut fragmen dan dapat diangkut soredia jarak jauh oleh angin dan air.


Makalah dapat didownload disini.

Cover Laporan, Klik Disini
Kata Pengantar, Klik Disini
Bab Isi, Klik Disini

Sabtu, 02 Juli 2011

BioTeknologi

Bioteknologi adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa genetika secara terpadu, untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi kepentingan manusia.

Ciri utama bioteknologi:
1. Adanya agen biologi berupa mikroorganisme, tumbuhan atau hewan
2. Adanya pendayagunaan secara teknologi dan industri
3. Produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian

Perkembangan bioteknologi :
1.   Era bioteknologi generasi pertama Þ bioteknologi sederhana.
Penggunaan mikroba masih secara tradisional, dalam produksi makanan dan tanaman serta pengawetan makanan.
Contoh: pembuatan tempe, tape, cuka, dan lain-lain.
2.   Era bioteknologi generasi kedua.
Proses berlangsung dalam keadaan tidak steril.
Contoh:           
        a. produksi bahan kimia: aseton, asam sitrat
        b. pengolahan air limbah
        c. pembuatan kompos
3.   Era bioteknologi generasi ketiga.
Proses dalam kondisi steril.
Contoh: produksi antibiotik dan hormon
4.   Era bioteknologi generasi baru Þ bioteknologi baru.
Contoh: produksi insulin, interferon, antibodi monoclonal

Perkembangan Bioteknologi
Perkembangan bioteknologi berlangsung sangat pesat dengan adanya perkembangan biologi molekuler yang menggunakan teknik-teknik canggih untuk menciptakan terobosan baru dalam rangka peningkatan efisiensi dan ekonomi industri bioteknologi. Teknik yang digunakan dalam bioteknologi antara lain: kultur jaringan melalui protoplasma, rekayasa genetika yang meliputi manipulasi DNA rekombinan, teknik penginderaan secara molekuler dan kelengkapan rancang bangun suatu alat untuk menumbuhkan mikroba yang memungkinkan berlangsungnya suatu reaksi biologi.

Peran Bioteknologi
Bioteknologi berperan sangat besar dalam kehidupan manusia. Orang Sumeria dan Babilonia telah menikmati bir sejak 6000 tahun sebelum masehi. Orang Mesir telah membuat adonan kue asam sejak 4000 tahun sebelum masehi. Bukti bahwa organisme sanggup melakukan fermentasi didapat dari studi awal L. Pasteur (1857-1876), sehingga Pasteur disebut bapak bioteknologi. Pada masa kini, bioteknologi bukan hanya dimanfaatkan dalam industri makanan tetapi telah meluas dalam berbagai bidang, seperti rekayasa genetika, penanggulangan populasi, penciptaan sumber energi, penemuan bahan medis maupun farmasi, dan lain-lain.
Berikut adalah contoh peran bioteknologi dalam beberapa bidang kehidupan manusia.
1. Bayi Tabung
Banyak pasangan suami istri yang tidak dapat memperoleh keturunan, karena spermatozoa dan ovum tidak dapat bertemu karena hal-hal tertentu. Untuk mengatasinya, spermatozoa dan ovum dapat dipertemukan di dalam tabung (in-vitro = di dalam tabung). Caranya, ovum istri dan spermatozoa suami diambil. Untuk memperoleh ovum dalam jumlah banyak, si istri disuntik dengan hormon agar menghasilkan beberapa ovum. Ovum dan spermatozoa simasukkan ke dalam cawan petri berisi medium yang sesuai dengan suhu tubuh. Maka terjadilah fertilisasi in vitro membentuk zigot. Zigot berkembang menjadi embrio. Embrio yang baik dipelihara dan yang jelek disisihkan. Embrio yang memenuhi syarat dimasukkan ke dalam rahim agar berkembang menjadi janin di dalam rahim (in-vivo = di dalam tubuh). Bayi yang lahir dengan cara demikian disebut bayi tabung.
Bayi tabung yang pertama bernama Lousie Brown, dilahirkan di Inggris tanggal 25 Juli 1978. Teknik ini umumnya melanggar etika sehingga jarang digunakan.
2. Rekayasa Genetika
Sifat makhluk hidup tersimpan dalam gen. Gen adalah penentu sifat yang ada di kromosom. Jika gen diubah, maka sifat makhluk hidup itu juga ikut berubah. Karena itu, para ilmuwan berusaha untuk merubah- rubah gen makhluk hidup agar memperoleh organisme baru dengan sifat yang dikehendaki. Kegiatan memanipulasi gen untuk mendapatkan produk baru dengan mengubah-ubah gen makhluk hidup disebut Rekayasa Genetika.
Contoh :
Penggunaan rekayasa genetika adalah pembuatan insulin. Gen penghasil insulin manusi dipotong dari DNA manusia dengan enzim. Gen tersebut lalu disambungkan pada plasmid bakteri E. coli. hasil sambungan plasmid dan gen insulin lalu dimasukkan ke dalam bakteri E. coli. Bakteri tersebut dipelihara di dalam medium khusus sehingga berkembang biak dengan cepat dan dapat memproduksi insulin manusia. Insulin yang dihasilkan ditampung untuk dijual pada penderita kencing manis (Diabetes Melitus).
3. Pengklonaan
Pengklonaan sebenarnya bukan barang baru dalam bioteknologi. Pengklonaan terhadap tumbuhan sebenarnya telah dilakukan berkali-kali sejak jaman dahulu. Pengklonaan paling sederhana dapat kita lihat di perkebunan ketela pohon. Ketela pohon yang ditanam menggunakan metode stek memiliki informasi genetik yang sama dengan induknya. Pengklonaan pada dasarnya merupakan usaha menghasilkan individu-individu yang seragam. Hal ini dapat dilakukan dengan stek, cangkok, bahkan kultur jaringan pada tumbuhan. Meskipun pengklonaan sering dilakukan terhadap tumbuhan, cara yang sama tidak bisa dilakukan pada hewan. Dahulu, para ilmuwan berpendapat hal ini terjadi karena sel hewan yang sudah dewasa telah kehilangan kemampuan berdiferensiasi (totipotensi). Hilangnya totipotensi ini menyebabkan sel hewan tidak dapat membelah dan berkembang menjadi individu baru.
Tetapi Mintz dan Gurdon dalam penelitiannya masing-masing berhasil membuktikan bahwa ketidakmampuan sel hewan dewasa untuk berdiferensiasi disebabkan oleh lingkungan sitoplasma selnya. Gordon mengambil inti sel dari sel usus katak kemudian ia masukkan ke dalam sel telur yang telah dihilangkan intinya dengan sinar ultraviolet. Sel telur ini lalu berkembang menjadi berudu, lalu menjadi katak dewasa. Katak dewasa ini merupakan klona dari katak pemberi sel usus. Inilah pengklonaan yang pertama dilakukan.

Materi pembelajaran dapat dilihat dan di download disini.
  •  

Rabu, 06 April 2011

Kultur Jaringan

Kultur Jaringan

Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.

Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional.
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
1) Pembuatan media
2) Inisiasi
3) Sterilisasi
4) Multiplikasi
5) Pengakaran
6) Aklimatisasi

Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.

Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.

Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.

Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).

Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.


Keuntungan Pemanfaatan Kultur Jaringan
• Pengadaan bibit tidak tergantung musim
• Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat (dari satu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit)
• Bibit yang dihasilkan seragam
• Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu)
• Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah
• Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan lingkungan lainnya


 Dokumen dan Makalah Kultur Jaringan, Download Aja Sesukamu.